KUALA LUMPUR – Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan pada Sabtu (28 November) bahwa dia akan menyerukan pemilihan umum setelah pandemi virus corona berakhir.
Dia mencatat “situasi sulit dan menantang” yang dihadapi oleh pemerintah Perikatan Nasional (PN) yang memiliki mayoritas tipis di Parlemen, karena sering diterpa oleh isu-isu yang diangkat oleh oposisi dan sekutu PN, UMNO.
Di antara isu-isu yang sering dimainkan oleh oposisi dan UMNO adalah kebutuhan untuk menyerukan pemilihan nasional, karena PN memegang mayoritas tipis di Parlemen, penyebab reguler ketegangan dalam pemerintahan delapan bulan.
“Ketika pandemi Covid-19 selesai, kita akan menggelar pemilihan umum.
“Kami akan mengembalikan mandat kepada rakyat dan membiarkan mereka membuat keputusan tentang pemerintahan mana yang mereka inginkan,” katanya dalam pidato pada pertemuan umum tahunan virtual partainya sendiri, Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).
Tan Sri Muhyiddin mengatakan bahwa PN akan memasuki pemilihan umum berikutnya menggunakan logo sendiri.
PN memiliki 14 partai di bawah sayapnya, tetapi hanya memiliki empat anggota resmi termasuk Bersatu dan Parti Islam SeMalaysia (PAS).
10 parti yang lain, termasuk Umno dan Gabungan Parti Sarawak, adalah sekutu PN tetapi bukan ahli PN rasmi.
PN memiliki total 112 anggota parlemen di Parlemen, minimum yang dibutuhkan untuk mengendalikan DPR yang beranggotakan 222 orang.
PM Muhyiddin berkata walaupun mungkin terdapat beberapa darah buruk antara Bersatu dan UMNO, nasib telah membawa kedua-dua parti Melayu bersama-sama dan mereka perlu menjadikannya berusaha.
Dia mengatakan dia baru-baru ini bertemu dengan presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi untuk diskusi dan mereka sepakat untuk memperbaiki hubungan yang buruk antara dua partai terbesar di PN.
UMNO memiliki 38 anggota parlemen dan Bersatu 31.
Seorang anggota parlemen UMNO meninggal baru-baru ini, dan pemilihan sela dijadwalkan akan diadakan pada bulan Januari.