JAKARTA (AFP) – Ekstremis terkait ISIS menewaskan empat orang di sebuah komunitas Kristen terpencil di pulau Sulawesi Indonesia, kata pihak berwenang, Sabtu (28 November), dengan satu korban dipenggal dan satu lagi dibakar sampai mati.
Kelompok penyerang yang memegang pedang dan senjata menyergap desa Lembantongoa di provinsi Sulawesi Tengah Jumat pagi, menewaskan beberapa warga dan membakar setengah lusin rumah, termasuk satu yang digunakan untuk sholat dan layanan reguler, kata polisi.
Belum ada penangkapan yang dilakukan dan motif serangan itu tidak segera jelas.
Namun pihak berwenang menuding Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang berbasis di Sulawesi, salah satu dari puluhan kelompok radikal di seluruh kepulauan Asia Tenggara yang telah berjanji setia kepada ISIS.
Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, telah lama bergulat dengan militansi Islam dan serangan teror, sementara Sulawesi Tengah telah mengalami kekerasan intermiten antara Kristen dan Muslim selama beberapa dekade.
“Kami mencapai kesimpulan bahwa mereka (para penyerang) berasal dari MIT setelah menunjukkan foto-foto anggotanya kepada kerabat korban” yang menyaksikan penyergapan itu, kata kepala polisi Kabupaten Sigi Yoga Priyahutama.
Gereja darurat itu kosong pada saat serangan dini hari oleh sekitar delapan militan, tambahnya.
“Orang-orang hanya berada di rumah mereka ketika itu terjadi,” kata Priyahutama.
Kepala desa Lembantongoa, Rifai, yang seperti banyak orang Indonesia menggunakan satu nama, mengatakan satu korban dipenggal dan yang lainnya hampir dipenggal.
Salah satu korban laki-laki lainnya ditikam sementara yang keempat dibakar sampai mati di rumahnya, tambahnya.
“Beberapa warga berhasil melarikan diri, tetapi para korban tidak berhasil,” kata Rifai kepada AFP.
Orang-orang Kristen Indonesia telah menjadi sasaran di masa lalu, termasuk pada tahun 2018 ketika kelompok terkait ISIS Jamaah Ansharut Daulah melakukan gelombang pemboman bunuh diri oleh keluarga – termasuk anak-anak kecil – di gereja-gereja di kota terbesar kedua di negara itu Surabaya, menewaskan selusin jemaat.
Jika dikonfirmasi sebagai karya MIT, pembunuhan hari Jumat akan menjadi serangan signifikan pertama sejak pemimpin organisasi itu dibunuh empat tahun lalu oleh pasukan elit anti-teror Indonesia, menurut pakar terorisme yang berbasis di Jakarta Sidney Jones.
“Melalui serangan itu … Mereka ingin menunjukkan bahwa upaya polisi untuk menangkap dan membunuh anggota kelompok itu tidak berpengaruh pada mereka,” katanya.
Pada tahun 2018, MIT diyakini telah mengirim radikal yang menyamar sebagai pekerja kemanusiaan ke kota Palu yang dilanda gempa-tsunami Sulawesi Tengah dalam upaya untuk merekrut anggota baru, kata Jones.