Impor udang dari Arab Saudi mencontohkan seberapa jauh Singapura telah menebar jaringnya untuk memastikan ketahanan pangan, termasuk untuk barang yang cukup pokok untuk hidangan di sini. Singapura mengimpor udang dari seluruh dunia, termasuk tetangga seperti Thailand, Malaysia dan Indonesia, dan tempat-tempat sejauh Kanada dan Ekuador. Tempat Arab Saudi dalam rantai pasokan mewakili upaya berkelanjutan yang dilakukan untuk mendiversifikasi sumber. Membawa udang beku dari Arab Saudi, pertama kalinya Singapura melakukannya dari kerajaan Timur Tengah, dapat memicu perdagangan yang lebih besar antara kedua negara juga dalam spin-off ekonomi yang memperkuat hubungan mereka yang lebih luas. Inisiatif semacam itu diperlukan, bersama dengan peningkatan produksi pangan lokal, sehingga bangsa ini tidak tersandera oleh kekurangan pangan atau krisis lainnya.
Menurut Badan Pangan Singapura, negara itu mengimpor lebih dari 90 persen makanannya. Pada 2018, peternakan lokal hanya menghasilkan 13 persen sayuran, 9 persen ikan, dan 24 persen telur. Akibatnya, Singapura adalah pengambil harga di pasar makanan global. Ketergantungan semacam itu dapat membuat negara rentan tidak hanya terhadap fluktuasi harga, tetapi juga terhadap wabah penyakit pangan, penutupan pelabuhan di negara-negara pengekspor, atau perubahan politik yang bermusuhan. Diversifikasi sumber pasokan makanan membuat Singapura lebih aman sebagai masyarakat. Kuncinya adalah memiliki rasa rantai pasokan mana yang mungkin terganggu, dan untuk dapat menempatkan pesanan alternatif dan mengamankan pasokan sebelumnya. Pendekatan itu harus dilengkapi dengan mempromosikan produksi lokal sebagai strategi sekunder yang penting dalam memastikan ketahanan pasokan pangan. Warga Singapura perlu mendukung upaya tersebut, termasuk dengan memeriksa pasar terdekat mereka untuk telur, sayuran, dan ikan yang diproduksi secara lokal, sehingga membantu peternakan di belakang mereka untuk bertahan hidup.