JAKARTA – Indonesia telah memulai pembicaraan dengan para pejabat dari raksasa farmasi AS Pfizer untuk mengamankan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech guna memastikan pasokan yang cukup sebelum peluncuran besar-besaran upaya vaksinasi tahun depan di negara terpadat keempat di dunia itu.
Pembicaraan itu melibatkan kementerian kesehatan awal pekan ini dan akan berlanjut minggu depan dengan para pejabat dari BPOM, setara dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS di Indonesia, dua pejabat pemerintah mengatakan dengan syarat anonimitas.
“Pfizer menawarkan untuk membantu menyediakan fasilitas rantai dingin yang diperlukan untuk memastikan distribusi vaksin mereka yang tepat,” kata seorang pejabat kepada The Straits Times.
Tidak seperti kebanyakan vaksin, yang perlu disimpan pada suhu normal antara 2 hingga 8 derajat C, vaksin Pfizer-BioNTech harus disimpan pada suhu sangat dingin minus 70 derajat C, sehingga memerlukan freezer khusus. Dalam lemari es biasa, dapat disimpan hingga hanya lima hari. Perusahaan-perusahaan berusaha untuk membuat versi generasi kedua dari rejimen dua dosis mereka yang dapat menahan suhu yang lebih hangat.
Beberapa hari setelah kembali dari kunjungan ke Amerika Serikat, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Pandjaitan mengatakan pada hari Selasa (24 November) bahwa Wakil Presiden Mike Pence telah menawarkan “kerja sama bersama dalam produksi vaksin antara perusahaan Amerika dan Indonesia”.
Indonesia telah melaporkan total 522.581 kasus Covid-19 pada Jumat dengan 16.521 kematian. Kedua angka tersebut adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.
Negara itu sejauh ini telah mendapatkan komitmen untuk pengiriman 189 juta dosis vaksin dari Sinovac China, Novavax dan Covax yang berbasis di Maryland, platform alokasi vaksin Covid-19 internasional yang dipimpin bersama oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Populasi Indonesia adalah 270 juta dan rencananya adalah 107,2 juta dari mereka – mereka yang berusia antara 18 dan 59 – untuk divaksinasi. Mereka yang memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya atau dianggap tidak layak tidak akan dimasukkan dalam program ini.
Negara ini juga telah menyisihkan penyangga 15 persen untuk stok vaksinnya. Dengan masing-masing dua dosis, maka akan membutuhkan 247 juta dosis dalam persediaannya pada tahun depan.