Kuala Lumpur (ANTARA) – Ekonomi Malaysia menyusut kurang dari yang diharapkan pada kuartal ketiga dari tahun sebelumnya karena konsumen meningkatkan pengeluaran dan bisnis melanjutkan aktivitas setelah pemerintah melonggarkan beberapa pembatasan virus corona, kata bank sentral pada Jumat.
Ekonomi turun 2,7 persen pada periode Juli-September, kurang dari perkiraan penurunan 3,2 persen dalam jajak pendapat Reuters. Produk domestik bruto (PDB) turun 17,1 persen pada kuartal kedua, menandai kontraksi ekonomi pertama negara itu sejak krisis keuangan global 2009.
Ekonomi meningkat secara signifikan pada kuartal ketiga karena bisnis dan lapangan kerja meningkat, memberikan dorongan untuk pengeluaran domestik dan aktivitas di sebagian besar sektor, kata Bank Negara Malaysia.
“Memasuki tahun 2021, pertumbuhan akan pulih didukung oleh peningkatan permintaan global dan normalisasi kegiatan ekonomi domestik,” kata Gubernur Bank Negara Nor Shamsiah Mohd Yunus pada konferensi pers virtual.
Konsumsi swasta turun pada laju yang lebih lambat sebesar 2,6 persen pada kuartal ketiga setelah mengalami penurunan 5,6 persen dalam tiga bulan sebelumnya, sementara ekspor bruto melonjak 4,4 persen pada periode Juli-September setelah menyusut sebesar 15,1 persen pada kuartal kedua.
Malaysia mengalami kemerosotan terburuk dalam lebih dari satu dekade pada kuartal kedua, karena pembatasan pergerakan ketat yang bertujuan menahan virus corona melumpuhkan konsumsi swasta dan merusak aktivitas bisnis.
Tetapi ekonomi sejak itu menunjukkan tanda-tanda tentatif pemulihan didorong oleh kenaikan manufaktur dan ekspor pada kuartal ketiga, karena bisnis kembali beroperasi setelah pemerintah mulai secara bertahap melonggarkan beberapa pembatasan mulai Mei.
Stimulus moneter dan fiskal juga membantu meredam pukulan tersebut, tetapi analis khawatir bahwa langkah pemerintah untuk menerapkan kembali pembatasan virus corona mulai Oktober karena kasus melonjak dapat merusak prospek.