KUALA LUMPUR (SIN CHEW DAILY/ASIA NEWS NETWORK) – Berasal dari Alor Setar, Jocelyn Yow menjadi walikota termuda Eastvale, California, pada usia 25 tahun.
Prestasinya telah menjadi sumber kebanggaan bagi kampung halamannya.
Ms Yow dulu belajar di SMJK Keat Hwa, dan bermigrasi ke AS setelah Formulir 5. Dia pernah berkata, “Aku bangga dengan Keat Hwa hari ini, dan suatu hari Keat Hwa akan bangga padaku.”
Memang, dia telah memberikan contoh cemerlang bagi juniornya di Malaysia, mengatakan kepada dunia sekali lagi bahwa Malaysia memang memiliki banyak orang berbakat di sekitarnya.
Bukan hal yang aneh bagi orang Malaysia untuk mendaftarkan prestasi yang patut ditiru di luar negeri. Antara lain, seorang ahli virologi Malaysia dari Bidor, Perak, bergabung dengan tim Singapura dan berhasil mengembangkan alat tes antibodi virus corona pertama di dunia.
Beberapa tahun yang lalu, Lam Shu Jie dari Malaysia menemukan solusi yang mungkin untuk superbug resisten antibiotik di Australia, dan dinobatkan sebagai salah satu dari 100 Pemikir Global Terkemuka Kebijakan Luar Negeri tahun 2016.
Selain itu, masih banyak lagi artis dan sutradara kelahiran Malaysia yang membuatnya hebat di luar negeri.
Sangat bagus bahwa Malaysia telah berjaya dalam pelbagai bidang di arena antarabangsa. Sampai batas tertentu itu memanifestasikan “Malaysia boleh semangat”.
Namun demikian, kerana kita bangga dengan pencapaian teladan orang-orang ini, mungkin kita juga perlu bertanya kepada diri kita sendiri mengapa begitu ramai rakyat Malaysia yang berbakat telah memutuskan untuk mencari padang padang rumput yang lebih hijau di tempat lain dan hanya berjaya bersinar cemerlang begitu mereka berada di luar negara ini?
Dalam dunia yang sangat kompetitif, bakat memegang kunci kesuksesan suatu negara. Dengan merawat orang-orang berkaliber tinggi dan menawarkan mereka platform yang paling optimal untuk tampil, perusahaan dapat memiliki daya saing dan kinerja mereka secara keseluruhan sangat meningkat.
Demikian pula, orang-orang seperti itu dapat membantu mendorong suatu bangsa maju di berbagai sektor dan membuat negara itu besar dan kuat.
Sayangnya, meskipun bakat adalah komoditas yang sangat berharga dan langka di negara ini, begitu sering diperlakukan dengan jijik di sini karena banyak orang seperti itu menemukan diri mereka ditolak kesempatan untuk mengerahkan potensi penuh mereka.
Akibatnya, banyak yang memilih untuk pergi ke tempat lain.
Keseriusan brain drain telah menarik perhatian pemerintah kita yang mendirikan TalentCorp beberapa tahun yang lalu dengan harapan membawa kembali bakat kita ke luar negeri.
Namun sayangnya, setelah bertahun-tahun, skema semacam itu masih gagal memenuhi tujuan yang diinginkan.
Ada banyak alasan mengapa orang-orang Malaysia yang berbakat ingin pergi ke tempat lain untuk memenuhi impian mereka, tetapi yang lebih penting pemerintah harus memikirkan cara-cara untuk mempertahankan mereka di sini sehingga mereka akan terus berkontribusi positif terhadap perkembangan dan kemajuan masyarakat kita.
Singkatnya, pemerintah perlu menyediakan lingkungan yang kondusif bagi mereka untuk tinggal dan tampil di sini. Semua kebijakan pemerintah harus ditetapkan atas dasar meritokrasi dan bukan faktor-faktor lain yang tidak relevan seperti ras dan agama.
Ini adalah untuk memastikan bahawa semua rakyat Malaysia yang berbakat dapat mengerahkan yang terbaik pada pijakan yang adil dan setara dalam mewujudkan impian mereka masing-masing.
Sementara itu, pihak berwenang juga harus memiliki pandangan ke depan dan membuka peluang bagi orang-orang ini untuk memaksimalkan keahlian mereka alih-alih menahan kreativitas mereka dengan segala macam batasan.
Sementara kisah kejayaan rakyat Malaysia di luar negara berfungsi sebagai inspirasi kepada kita semua, yang lebih penting kita harus menyimpannya di sini supaya mereka akan bersinar di negara ini dan mencerahkan masa depan kita.
Sin Chew Daily adalah anggota mitra media The Straits Times, Asia News Network, aliansi 24 organisasi media berita.