Paris (AFP) – Sedikitnya tujuh warga Prancis termasuk di antara mereka yang tewas ketika sebuah pesawat Lao Airlines yang membawa 44 orang jatuh di Laos selatan pada Rabu, kata Menteri Luar Negeri Laurent Fabius.
Dalam sebuah pernyataan, Fabius mengatakan dia telah mengetahui kematian itu dengan “keterkejutan mendalam dan kesedihan besar” dan bahwa Prancis bergegas membawa pejabat kedutaan ke lokasi kecelakaan itu.
Para pejabat Laos memberi tahu Thailand bahwa pesawat yang membawa 39 penumpang dan lima awak itu jatuh sekitar 8 km dari bandara di provinsi Champasak di Laos selatan, kata juru bicara kementerian luar negeri Thailand Sek Wannamethee.
“Saya sekarang dapat mengkonfirmasi, menurut laporan kami, bahwa semua 44 orang di dalamnya telah meninggal, termasuk lima orang Thailand,” katanya.
Seorang pejabat di kedutaan Korea Selatan di Bangkok mengatakan kepada kantor berita Yonhap bahwa tiga warga negara mereka juga termasuk di antara yang tewas.
Pakse adalah pusat bagi wisatawan yang bepergian ke daerah yang lebih terpencil di Laos selatan.
Seorang pejabat Lao Airline di Vientiane mengkonfirmasi kecelakaan itu, tetapi tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut tentang korban.
Dia mengatakan pesawat itu berangkat dari Vientiene tepat waktu pada pukul 14.45 waktu setempat dan seharusnya tiba di Paske lebih dari satu jam kemudian.
Bangkok Post berbahasa Inggris Thailand melaporkan bahwa pesawat itu jatuh ke Sungai Mekong dalam cuaca buruk saat mencoba mendarat di bandara Pakse.
Dikatakan kecelakaan itu terjadi pada pukul 4 sore waktu setempat.
Gambar di televisi Thailand menunjukkan sebuah pesawat kecil, setengah terendam di sungai, dengan apa yang tampak seperti mayat tergeletak di tepian.
Seorang juru bicara dari produsen pesawat ATR di Prancis mengkonfirmasi kecelakaan itu dan mengatakan bahwa penerbangan Lao Airlines milik negara adalah salah satu pesawat turboprop bermesin ganda ATR-72.
Didirikan pada tahun 1976, maskapai ini mengoperasikan armada turboprop ATR-72, Airbus A320 dan pesawat MA60 buatan China, melayani bandara domestik dan tujuan di China, Thailand, Kamboja dan Vietnam, menurut situs webnya.
Ini memiliki catatan keamanan kotak-kotak.
Delapan orang tewas ketika sebuah pesawat yang dioperasikan oleh maskapai – kemudian disebut Lao Aviation – jatuh di pegunungan terpencil di timur laut negara itu pada Oktober 2000.