Kyiv (ANTARA) – Ukraina meluncurkan “Book of Executioners”, sebuah sistem untuk menyusun bukti kejahatan perang yang menurut Kyiv dilakukan selama pendudukan Rusia, kata Presiden Volodymyr Zelensky, Selasa (7 Juni).
Jaksa Ukraina mengatakan mereka telah mendaftarkan lebih dari 12.000 dugaan kejahatan perang yang melibatkan lebih dari 600 tersangka sejak Kremlin memulai serangannya pada 24 Februari.
“Minggu depan, publikasi khusus akan diluncurkan – ‘The Book of Executioners’ – sebuah sistem informasi untuk mengumpulkan konfirmasi data tentang penjahat perang, penjahat dari tentara Rusia,” kata Zelensky dalam pidato video.
Dia mengatakan ini akan menjadi elemen kunci dalam janjinya yang sudah lama ada untuk membawa ke akun prajurit Rusia yang telah melakukan apa yang oleh pihak berwenang Ukraina digambarkan sebagai pembunuhan, pemerkosaan dan penjarahan.
“Ini adalah fakta konkret tentang individu konkret yang bersalah atas kejahatan kejam konkret terhadap Ukraina,” kata Zelensky.
Dia mengutip pinggiran Kyiv, Bucha, di mana para penyelidik menemukan apa yang mereka katakan sebagai bukti eksekusi massal.
Rusia mengatakan telah berusaha keras untuk menghindari penargetan warga sipil dalam “operasi militer khusus” di Ukraina.
Para pejabat Rusia secara khusus menolak foto-foto peristiwa di Bucha sebagai “rekayasa” yang dipentaskan oleh pihak berwenang Ukraina setelah pasukan Rusia meninggalkan kota itu pada akhir Maret.