SINGAPURA – Seorang pria Australia didakwa di pengadilan distrik pada Rabu (8 Juni) setelah dia diduga bersekongkol dengan dokter umum Jipson Quah dan asisten klinik dokter saat itu Thomas Chua Cheng Soon untuk secara tidak sah mendapatkan sertifikat vaksinasi terhadap Covid-19.
David Christopher Newton, 43, sekarang dituduh dua tuduhan bekerja dengan pasangan itu untuk secara tidak jujur membuat pernyataan palsu kepada Kementerian Kesehatan (MOH) antara 26 Desember tahun lalu dan 15 Januari tahun ini.
Menurut dokumen pengadilan, Newton belum menerima vaksin Covid-19 Sinopharm pada saat itu.
Meskipun demikian, ketiganya dikatakan telah salah menyatakan kepada MOH bahwa dia telah menerima vaksin sehingga dia bisa mendapatkan sertifikat.
Ketiga pria itu juga dituduh membuat representasi palsu yang serupa dengan MOH dengan mengklaim seorang wanita telah menerima vaksin padahal tidak, sehingga dia bisa mendapatkan sertifikat.
Dokumen pengadilan tidak mengungkapkan bagaimana dia berhubungan dengan Newton.
Dia ditawari jaminan $ 15.000 pada hari Rabu dan konferensi pra-sidangnya akan diadakan pada 5 Juli.
Untuk setiap tuduhan bersekongkol untuk membuat representasi palsu, pelaku dapat dipenjara hingga 20 tahun dan didenda.
Quah, 33, ditangkap pada 21 Januari bersama dengan Chua, 40, dan Iris Koh, 46, pendiri kelompok anti-vaksin Healing the Divide.
Ketiganya diduga bersekongkol untuk menipu dan menyerahkan catatan vaksinasi palsu ke MOH. Kasus mereka tertunda.
Quah sejak itu diskors atas tindakan termasuk memberikan suntikan Covid-19 palsu kepada sekitar 15 pasien, diduga menagih setidaknya tiga orang hingga $1.500 per dosis.
Dalam dasar keputusannya yang dipublikasikan secara online pada bulan April, Singapore Medical Council (SMC) mengatakan bahwa pelanggaran ini sangat serius dan menjamin penangguhan maksimum 18 bulan.
Ia juga mengatakan bahwa tindakan Quah telah membahayakan masyarakat umum, dan dapat merusak kepercayaan pada profesi medis serta kemampuan pengujian Covid-19 Singapura.